Festival Budaya Banjar, Tidak Sekedar Perlombaan, Tapi Lebih Penting Melestarikan Budaya Daerah

Staf Ahli Gubernur Emma Berfoto Bersama Usai Penutupan Festival Budaya Banjar

Banjarmasin, lintaskalsel.com

Festival Tunas Bahasa Ibu Bahasa Banjar Tahun 2024 bagi Siswa SD dan SMP se-Provinsi Kalimantan Selatan ini tidak hanya menjadi ajang perlombaan, tetapi juga menjadi ruang belajar yang berharga dalam melestarikan Bahasa Banjar sebagai bagian penting dari budaya kita, bahasa Banjar adalah warisan yang telah turun -temurun diwariskan oleh leluhur kita.

Hal tersebut disampaikan Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Hj. Husnul Hatimah mewakili Plh Gubernur Roy Rijali Amwar pada penutupan kegiatan Festival Tunas Bahasa Ibu Bahasa Banjar Tahun 2024 bagi Siswa SD dan SMP se-Provinsi Kalimantan Selatan di Hotel Rattan Inn Banjarmasin pada Rabu (13/11/2024) malam.

Dalam momentum itu, sejumlah siswa dan siswi dari masing-masing kelompok perwakilan di 13 Kabupaten/Kota melakukan yel-yel, dengan ciri khasnya sendiri, keceriaan tergambar di acara penutupan tersebut.

Penutupan acara tersebut didahului dengan upacara oleh Sanggar Seni Nuansa Banjarmasin, kesembilan perempuan berpakaian Dayak imenampilkan Tari Gaprak Piring.
Dalam kesempatan itu, Husnul berasumsi kegiatan ini bagian salah satu merawat identitas budaya yang harus kita jaga agar tetap hidup di tengah kemajuan zaman.

“Sebagai generasi penerus, maka seluruh elemen masyarakat, termasuk anak-anak kita mempunyai tanggung jawab besar untuk tetap mempertahankan dan mengembangkan bahasa ini,” tegas Emma panggilam akrabnya

Melalui kegiatan seperti festival tuna bahasa ibu ini, Husnul menginginkan agar kita tidak hanya memperkenalkan bahasa dan sastra daerah kepada generasi muda, tetapi juga membentuk karakter dan jiwa cinta budaya dalam diri mereka.

“Maka dari itu, saya sangat bangga mendengar bahwa sebanyak 130 siswa SD dan SMP dari seluruh pelosok Kalimantan Selatan ikut berpartisipasi dalam festival ini,” ucap Emma

Sementara itu, Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Drs. Imam Budi Utomo mengapresiasi kepada guru pendamping bahasa, pengajar, budayawan dan sastrawan yang ada di Kalsel.

“Inilah puncak dari implementasi tuna bahasa ibu dari bahasa daerah, kami ucapkan yang sangat tulus kepada pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dalam melestarikan bahasa daerah,” ungkap Imam.

Imam menjelaskan bahwa festival tuna bahasa ibu telah masuk dalam kebijakan nasional agar setiap daerah dapat memperoleh sertifikat bahasa.

Sedangkan Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan, Armiati Rasyid mengaku bangga kepada tuna-tuna muda yang telah melestarikan bahasa daerah. Dia menyebut ada tiga bahasa yang dilestarikan yaitu bahasa Banjar, bahasa Bakumpai dan bahasa Deah.

“Pada malam ini, Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tahun 2024 merupakan program dari revitalisasi bahasa daerah, jadi, kegiatan ini melestarikan tiga bahasa itu,” tandas Amiati

Dari ksgiatan tersebut hadir sejumlah pejabat daerah dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kota se-Kalsel. Dan sederet juri yakni Ali Syamsudin Arsi, Abdurrahman El Husaini, Ersis Warmansyah Abbas, Hadani Had, Zulfaisal Putera, Gusti Indra Setiawan, Rezqie Atmanegara, Hatmiati Masy’ud dan Nailiya Nikmah.
Diakhir acara, pembagian sebuah pigura dalam bentuk penghargaan bagi Kabupaten/Kota yang berkontribusi dalam pengembangan tuna bahasa ibu. (Surya)

Berita Terkait

slot gacor